Kamu hidup untuk siapa dan siapa yang hidup untukmu | #30hbc2327

Review A man called otto

Gawat ni film. Tadi gue nonton. Di akhir cerita, studio penuh suara sesungukan terharu. Sungguh luar bioskop.

Si Otto ini ngejalanin masa tuanya sendirian dipenuhi rasa dengki dan duka sekaligus.

Yang bikin terharu adalah proses transformasi Otto. Awalnya, Otto adalah pak tua yang suka ngedumel, tapi akhirnya kakek yang suka bantuin tetangganya.

Awalnya, Otto frustasi dan depresi banget karena sedih istrinya meninggal, sampe-sampe pengen bunuh diri mulu. Tapi akhirnya nemuin alasan buat ngelanjutin hidup. Daripada ngerasa kehilangan cinta, Otto akhirnua milih untuk nerusin kasih-sayang istrinya dulu ke orang-orang terdekatnya.

Otto jadi orang yang having a big heart. Dalam arti harfiah maupun kiasan.

Kalo dipikir-pikir, cerita film Otto ini simpel dan generic banget formulanya. Bisa ketebak plotnya. Tapi, film ini mengandung banyak bumbu yang bikin cerita jadi kerasa hangat dan manis.

Gue ‘kena’ banget pas Otto bilang, “Saya ngelanjutin hidup untuk istri saya.”

Jlebb.

Coba pikirin deh, lu pada idup untuk siapa?
Dan siapa orang yang ngelanjutin idup untuk lu?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: