Yang Ikut Melangkah Saat Berjalan Kaki – #30hbc2206

Tim gue di kantor mengawali hari-hari pertama 2022 dengan sesi sharing kebiasaan yang kami yakin berdampak positif ke motivasi diri & performa kerja. Salah satu kebiasaan yang sering muncul adalah olahraga pagi: ada yang jogging, sepedaan, dan jalan kaki.

Nah, gue jadi tertarik untuk ngebahas tentang jalan kaki. Kebetulan gue baru nyoba untuk mulai rutin jalan pagi. Gue udah punya sepatunya dong (dikadoin sama Rima). Gue memilih jalan kaki karena lutut gue masih proses recovery paska operasi. Lari belum kuat.

Sebulan ini, gue baru empat kali jalan kaki pagi hari keliling komplek. Durasinya 30 menit aja cukup. Nah, gue ngerasain banget manfaatnya. Tapi, bukan manfaat untuk fisik yang paling gue rasain, melainkan manfaat untuk pikiran dan kreativitas.

Saat jalan kaki, gue jadi punya banyak waktu berduaan sama isi kepala gue. Sadar gak sadar, kepala adalah alat kerja yang selalu kita bawa kemana-mana. Tapi, sebenernya kita suka kesusahan tuh untuk buka sesi 1 on 1 sama kepala kita sendiri.

Dengan berjalan kaki stimuli yang masuk bisa gue proses lebih cepet dan ringan. Dan saat berjalan kaki, stimuli itu bisa dateng dari berbagai penjuru. Dari tetangga yang lagi ngasih makan kucing di depan rumah, dari pepohonan yang rindang, dari suara toa masjid yang lagi minta sumbangan, dari tulisan di mobil bak yang parkir, dari bayang-bayang gue, dari lagu yang lagi gue dengerin, atau bisa juga dari sekelebatan ingatan yang tiba-tiba muncul aja gitu di pikiran. Semakin banyak stimuli, semakin banyak juga kesempatan untuk inspirasi datang.

Yang menarik lagi dari jalan kaki adalah proses mengolah stimuli dan mikir dari hal-hal tak terduga itu kita lakuin sambil melakukan gerakan sederhana yang ritmis: berganti-gantian melangkahkan kaki kanan dan kiri.

Gue jadi inget, sebenernya kalo lagi mentok mikirin ide konten, gue suka suka bangun dari duduk dan mondar-mandir dari ruang kerja ke kamar atau ke beranda. Keliatannya sih gak ada juntrungannya–Rima suka heran juga tuh–tapi sebenernya gue lagi mikir sambil menyegarkan pikiran.

Kemarin, gue pun jadi baca-baca artikel soal hubungan antara berjalan kaki dan kreativitas. Ternyata, banyak banget pengarang besar yang mengandalkan jalan kaki untuk ngumpulin inspirasi dan mengolah ide kreatif. Merlin Coverley sampai bikin buku untuk ceritain betapa karya-karya tulis besar sangat bergantung pada petualangan dua kaki, judul bukunya keren banget: The Art of Wandering: The Writer as Walker

Seorang pengarang bilang, dengan berjalan kaki, dia jadi mengobservasi hal-hal di sekitar. Hasil observasi tersebut jadi bahan ceritanya. Ada juga yang agak lebay bilang, “Semua kebuntuan bisa terpecahkan dengan jalan kaki.”

Ucapkanlah selamat jalan pada kakimu, maka kamu akan pergi bersamanya. Langkahkan pikiranmu dari kebuntuan.

Bacaaan asik kalau kamu mau mendalami manfaat jalan kaki:

To Become a Better Writer, Be a Frequent Walker

Stepping Up Your Creativity: Walking, Meditation, and the Creative Brain

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: