Mendengar Teriakan Ibu – #30hbc2205

Novel Lebih Senyap dari Bisikan

Gue mau cerita tentang buku lagi. Salah satu bacaan yang berkesan selama 2021 kemarin. Buku ini damage-nya berasa banget. Ceritanya relevan sama gue dan kehidupan berkeluarga. ASLI 

Gue berharap semakin banyak bapak-bapak yang baca novel ini. Biar kita bisa dengar teriakan ibu yang kerap kali ((( lebih senyap dari bisikan )))

Ceritanya tentang Amara dan lika-liku pernikahannya. Dia udah 8 tahun nikah sama Baron, tapi belum punya anak. Segala cara dia udah coba, tapi hasilnya gagal. Dia sempet stres juga tuh. 

Akhirnya Amara hamil. Seneng banget semuanya. Tapi, masalah gak selesai. Ya iyalah ya namanya masih idup, masalah bakal nambah mulu. 

Di masa awal kelahiran, si bayinya kurus. Dia kewalahan ngerawatnya. Sampai akhirnya dia mendatangkan nyokapnya ke rumah. Nyokapnya udah kayak peri dalam kehidupannya. Baik bener dan jago ngerawat anak. 

Konflik besar dalam cerita ini adalah merosotnya perekonomian keluarga sampai-sampai mereka bangkrut. Sebangkrut itu. Sisa cerita adalah tentang pergulatan Amara untuk tetap bertahan hidup, mengais rezeki, sambil pontang-panting merawat anaknya.

Novel ini bikin gue mengingat-ingat kembali masa-masa kehamilan Rima dan kelahiran Rania. Novel ini bikin gue banyak berrefleksi tentang peran bapak-ibu dan suami-istri.

Pokoknya, semua uneg-uneg tentang pernikahan, kehamilan, kelahiran anak, dan membangun rumah tangga, tumpah di sekujur novel.

O ya, kalau damage-nya mau lebih berasa. Coba deh lengkapi novel ini dengan nonton film serial Maid di Netflix. Dua cerita tentang ibu ini, sukses bikin gue berempati banget dan salut sama perempuan. Gue rasa, sehebat-hebatnya gue mengusahakan keadilan peran, perempuan tetap punya perjuangan besarnya sendiri.

Terima kasih mbak penulis Andina Dwifatma atas ceritanya, dan tak terkecuali humor-humor renyah yang diselipkan di sepanjang novel.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: