33 Tahun dan Baru Mulai Hobi Koleksi Diecast

Koleksi Diecast

Gue 33 tahun dan baru mulai koleksi diecast. Mobil-mobilan yang pertama gue beli adalah Tamiya Suzuki Jimny Wide. Saat itu, gue belum lama sembuh dari Covid-19 dan kehilangan ayah. Setelah satu bulan lebih hidup penuh cemas dan berujung duka, ada dorongan untuk menghibur diri. Kepikiranlah beli mainan ini. Gue baru tau juga kalau mobil yang gue suka ada versi Tamiyanya. 

Jimny adalah mobil penanda zaman bagi gue. Di masa SMA, gue dan temen-temen sering keluyuran naik mobil Jimny Katana punya Fajar, salah satu temen baik gue. Jalan-jalan pulang sekolah, ngeband, bahkan ke Bandung untuk tes kuliah pun dijabanin pake Jimny. 

Memori tentang Jimny sempat lepas-lepasan saat kuliah dan mulai kerja. Sampai akhirnya gue melihat mobil imut-gagah mirip Katana tapi kemasannya modern. Waa ternyata Jimny berevolusi dengan ngeluarin Jimny JB43. Ada kesan gagah karena modelnya mirip Jeep, tapi ada kesan imut juga karena bentuknya yang kecil. 

Sejak melihatnya di jalan, Jimny JB43 pun selalu parkir di kepala. Gaji-gaji yang gue terima dari kerja, harus bermuara ke situ kelak. 

Tapi oh tapi merawat mimpi itu semakin berat karena ternyata Jimny JB43 gak lagi dijual di Indonesia.  Harga mobil yang udah ada pemiliknya pun melambung terus sampai sekarang. 

Tamiya Suzuki Jimny Wide ini adalah jawabannya. Gue gak bisa naikin dan bawa istri-anak jalan-jalan, tapi berkat Tamiya ini kerennya Jimny jadi gue bisa rasakan dari meja kerja. Yap, setelah gue rakit gue pajang Tamiya ini di meja kerja gue. 

O ya, soal ngerakit, ada kesenangan sendiri juga tuh. Ada sensasi meditasi dan relaksasi juga. Kayaknya, gue terakhir ngerakit Tamiya itu pas SMP. Temen komplek gue namanya Eko punya trek di garasi rumahnya. Gue pun jadi ikut keracunan untuk beli Tamiya. 

Keasikan merakit dan menikmati kerennya Jimny itu pun bikin lupa sebentar sama segala tekanan dan duka selama berhadapan sama Covid-19. 

Yang mau lihat proses perakitan dan percobaan pertama menerabas medan luar rumah, bisa lihat video ini: 


Diecast Kedua, Ketiga, dan Seterusnya. 

Dua atau tiga minggu setelah majang Tamiya Jimny di meja kerja (Tentu jadi mencuri perhatian Rkecil untuk minjem dan main-mainin), gue jadi gampang kepincut sama diecast yang ada di minimarket

Apalagi saat itu, gue nemu diecast mobil jadul mirip Starlet di Alfamart. Ya, itu adalah Matchbox VW GTI 1985. Gue ternyata suka sama mobil hatchback klasik gini. Bermodal uang 30 ribu, gue bawa pulang diecast gantungan itu. Gue pergi ke Alfamart sama Rania sambil nunggu mobil dicuci di bengkel.

Koleksi diecast kedua: Matchbox Volkswagen GTI 1985

Matchbox VW GTI 1985 ini adalah mobil nomor 8 dari seri Germany yang dikeluarin Matchbox. Total ada 14. Gue udah lihat mobil lain dari seri ini, tapi gak banyak yang memikat hati. Gue juga beli yang BMW 1969–cuma 20 ribu kalo gak salah inget–tapi setelah gue pajang dan gue lihat-lihat, kok gak spark joy

Gue pun mulai browsing tentang lika-liku diecast. Baca sejarah Matchbox, nonton proses pembuatan diecast di pabrik Matel, follow akun-akun pencinta diecast lintas merk, dan yang paling sering gue lakukan: scrolling marketplace. Melihat-lihat berbagai macam diecast dan mencari-cari yang nyangkut di hati. 

Yap, gak semua jenis diecast gue suka. Tapi, banyak juga tuh jenis yang akhirnya masuk ke wishlist. Sejauh ini, jenis yang gue suka adalah: 

Mobil-motor yang klasik-imut-gagah 

Koleksi diecast mobil-motor jalanan.

Selain VW GTI 1985, gue juga punya Suzuki Spacia (model APV gitu tapi lucu, apalagi warnanya kuning). 

Gue juga suka mobil-motor jelata yang biasa ditemui di jalanan. Setelah punya mobil bak Subaru, gue jadi kepincut sama Tomica Honda Cub. Ada dua versi tuh, yang biru dan kuning. Beda harga, kuning lebih mahal dikit. Dan kedua motor itu gue beli setelah tergoda nonton reviewnya di YouTube.  

Di wishlist gue, masih ada banyak mobil dari kategori ini yang belum terbeli. Misalnya, HotWheels Honda Civic, Matchbox Mazda 2, dan Welly Volkswagen, dan Matchbox Tuk Tuk Thailand.  O ya, gue berencana untuk kumpulin jenis van juga. 

Klan Jimny 

Koleksi Diecast: Jimny BM Creation dan Tamiya Jimny Wide

Di website Tomica, ada tulisan gini: Tomica. Little vehicles carrying big dreams. Bener banget tuh. Koleksi diecast adalah cara gue untuk mengingat-ingat mimpi .Jadi, gue mau ngumpulin mobil-mobil Jimny, mobil impian gue jaman SMA. Sekarang gue udah punya Jimny dari merk BM Creation warna item, dan rencananya akan beli warna lainnya juga. Jimny dari Tomica pun udah masuk wishlist. Haha! 

Koleksi Diecast: Jimny BM Creation - Dark Grey

Ngomong-ngomong soal BM Creation, diecast-nya agak beda kualitasnya ya sama Tomica dan Hotwheels. Harganya juga mihil untuk skala 1:33. Gue beli Rp 180 ribu. Materinya lebih kokoh, pake suspensi juga kayak Tomica, dan yang paling seru, mereka nyediain sparepart yang bisa dilepas-pasang. Jimny gue ini rodanya bisa diganti yang lebih besar. Bumper depan dan belakangnya juga. 

Yang Punya Cerita 

Koleksi Diecast: Tomica Trueno ae86 Sprintire, Hot Wheels Trueno ae86, Tomica Batmobile Original, Tomica Batmobile Camouflage

Hobi koleksi diecast ini muncul hampir barengan dengan waktu gue nonton film Initial D. Jadi, kelar nonton, gue cari tuh mobilnya Takumi. Dan ternyata ada. Banyak! Tomica, Hotwheels, dan lain-lain ngeluarin. Gue pertamanya beli yang edisi Hot Wheels. Tapi ternyata kurang memuaskan. Akhirnya gue nabung dikit lagi untuk beli yang Tomica seharga Rp 125 ribu. Puas banget deh. Apalagi pintu mobilnya bisa dibuka-buka. 

Setelah itu pun gue jadi pengen ngumpulin kendaraan dari film atau cerita yang gue suka. Setelah Initial D, gue beli batmobile. Langsung beli dua, yang edisi kamuflase dan yang original. Gue suka banget film Batman yang garapan Christopher Nolan 


Kenapa Koleksi Diecast itu Menyenangkan? 

Waktu kuliah, gue koleksi kamera analog. Gue sering banget tuh hunting  kamera ke Jalan ABC Bandung, ke Pasar Baru, atau scrolling di FJB Kaskus. Sampai sekarang, koleksi kamera itu masih ada, tapi gue taro di kerdus. Gak dipajang. 

Lulus kuliah, hobi koleksi gue agak pindah haluan. (Atau sebenernya gak pindah ya? Cuma nambah?). Gue suka beli buku. Buku yang gue beli itu gak cuma yang tema atau isinya menarik, tetapi juga yang cover-nya asik. 

Gue rasa ada benang merahnya di antara hobi kamera, hobi  buku, dan hobi diecast ini.  Sama kayak koleksi kamera dan buku, mobil-mobilan yang gue pajang ini  visually pleasing.  Bentuknya yang imut, desainnya yang menarik, dan warna-warni bikin mereka kayak eye candy. Manis dan menyenangkan untuk dipandang berlama-lama. 

Gue cukup sering mengambil mobil-mobilan gue ini lalu melihatnya ‘lahap-lahap’: memperhatikan lekuk-lekuk desainnya, melihat warnanya, membanding-bandingkan mobil satu dengan lainnya, mencari-cari pola antarmobil dan melihat cara mekanika sederhananya bekerja. 

Selain itu, main-mainin diecast  itu jadi relaksasi. Sambil meeting atau pas lagi mentok ngerjain sesuatu, gue suka ambil satu mobil-mobilan trus gue main-mainin. Sekedar maju mundurin aja, atau membawanya jalan-jalan melintasi barang-barang yang ada di meja belajar gue. Seolah-olah mereka lagi melaju di jalanan penuh rintangan. Wah,  imajinasi pun ikut terasah ya dengan main mobil-mobilan ini. 

Ada yang bilang, mengoleksi sesuatu adalah tentang mencurahkan passion kita ke benda-benda koleksian itu. Tapi kayaknya lebih dari itu deh, yang kita curahkan bukan cuma passion, tetapi juga identitas atau kedirian kita. Gue suka ngerasa kalau mobil-mobil  yang gue pilih untuk koleksi adalah mobil yang gue banget. Persona atau karakter diri gue  direpresentasikan oleh mobil-mobil ini. Dengan melihat jenis mobil yang gue koleksi, kalian bisa menebak seperti apa diri gue. Ya senggaknya dimulai dari menilai selera. 

Sekarang, mobil-mobilan gue udah ada 15, pasti akan bertambah. Semua gue jejerin di meja kerja. Persis di depan laptop. Mobil-mobil ini, kan menjadi teman gue ‘keluyuran’  ke  mana-mana: ke jalanan, ke film favorit, dan tentunya, ke mimpi masa remaja. 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: