Resensi Buku How To Be Alone karya Sara Maitland

Buck How To be Alone ole Sara Maitland

Bingung kan, kesendirian saja perlu diajarkan. Tapi mau gimana, betapapun kita menggadang-gadang kebebasan berekspresi, dan suka dengan petuah motivasional “jadilah diri sendiri”, nyatanya kita masih menganggap aneh mereka yang suka ngapain-ngapain sendiri.

Pun, sekarang kan eranya aku-pacaran-maka-aku-ada. Kesendirian dirayakan sekaligus dipojokkan. Kesendirian itu, kata Sara Maitlan, sering dikesankan sebagai sesuatu yang, “sad, mad, bad.”

Semua tahap-tahap untuk jadi seorang penyendiri, berpendirian, dan berdikari yang ditulis di sini adalah segala hal yang “yaelah gue udah tau ini, sih.” Tapi sungguh sulit untuk dilaksanakan. Sara menuliskan proses-proses itu mendetil, pun ia urai dulu mengapa harus melakukannya. Jadinya, buku ini asik dibaca, dan perlu.

Pada akhirnya buku ini makin menegaskan ke saya betapa perlunya kita untuk bisa sendiri-bersama, dengan siapa pun.

Saya membeli buku ini di Aksara Cilandak Town Square dengan harga Rp 190.000. Terpicu membeli karena sebelumnya saya suka sekali dengan School of Life, lembaga di Inggris sana yang doyan memberi materi tentang hal-hal esensial soal hidup. Belakangan, saya jadi gandrung juga dengan kanal YouTUBE mereka.

Usai baca buku ini, kemudian saya bikin artikel menyoal kesendirian. Bisa dibaca di baca dengan mengklik tautan ini. 

Lepas dari buku, saya baru nemu kata yang cocok untuk menggambarkan orang yang suka sendiri. Kata itu adalah… “Langgas”. Cek di KBBI deh artinya apa.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: