Basah Yang Menjalar. Halte Yang Gempar

Pada selembar daun mereka meriung. Dalam keheningan yang canggung itu mereka sayup-sayup membahas awan mendung.

Petir senyap menyambar, Begitu sopan ia memecah. Air  tumpah. Tanah basah. Yang satu marah. Yang satu lagi pasrah.

Mendung kian menghitam, awan belum kunjung menurunkan hujan.

\”Harapan yang sudah dekat malah bertolak.\”
\”Aksi payah kalah didebat lalu ditinggal beranjak.\”

Mereka sama-sama luruh dalam pusaran nasib yang sedang tidak asyik. Keduanya sulit berkutik.

Lusa pemilu, hati mereka malah pilu.
Masa tenang diisi perang.
Sedih bukan kepalang.

Tapi, aku merasa, dalam pisah yang diucap, ada kasih yang saling dilekat, takkan lenyap.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: